Transformasi Penerbitan Ilmiah: Era Baru Pre-print dan Ulasan Sejawat

Ilham Akhsanu Ridlo
3 min readNov 16, 2023

--

Photo by Becca Tapert on Unsplash

Di tengah perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia penerbitan ilmiah mengalami transformasi signifikan, terutama dengan munculnya preprint. Kemajuan ini tidak hanya membawa perubahan dalam cara penelitian disebarkan, tetapi juga dalam proses ulasan dan publikasi. Pandemi Covid-19 telah menyoroti pentingnya berbagi temuan ilmiah secara cepat dan transparan, mendorong adopsi preprint yang lebih luas, terutama di bidang ilmu hayati dan kedokteran. Kini, preprint tidak hanya menjadi tren, tetapi telah menjadi elemen kunci dalam lanskap penerbitan ilmiah.

Preprint menawarkan berbagai keuntungan, termasuk kecepatan publikasi dan kontrol yang lebih besar bagi penulis atas karya mereka. Dengan preprint, peneliti dapat langsung membagikan hasil penelitian mereka dengan komunitas ilmiah, mempercepat diskusi dan kolaborasi. Namun, pertumbuhan popularitas preprint juga membawa kekhawatiran terkait kurangnya proses ulasan formal, yang berpotensi menimbulkan pertanyaan tentang kualitas dan keakuratan temuan.

Perlu Inovasi dalam Ulasan Sejawat (Peer Review)

Sebagai respons terhadap tantangan ini, beberapa organisasi telah mengembangkan model ulasan baru yang mengintegrasikan kecepatan dan keterbukaan preprint dengan ulasan peer review yang komprehensif. Contohnya, eLife memperkenalkan model penerbitan yang mengakhiri sistem terima/tolak tradisional setelah ulasan peer review. Semua preprint yang diulas oleh eLife dipublikasikan sebagai Preprint yang Telah Diulas, lengkap dengan penilaian dan ulasan publik.

eLife juga mengembangkan Sciety, platform agnostik jurnal yang mengumpulkan preprint yang telah diulas dari berbagai sumber. Platform ini memungkinkan kelompok yang menyediakan layanan ulasan peer review untuk bergabung dan mengkurasi makalah sesuai minat komunitas mereka. Ini menciptakan ekosistem di mana review dan kurasi dilakukan oleh banyak kelompok, bukan hanya satu jurnal.

Kolaborasi untuk Masa Depan Komunikasi Penelitian
Model-model baru yang dikembangkan oleh organisasi seperti eLife dan Biophysics Colab berbagi visi ekosistem penerbitan di mana signifikansi penelitian diakui berdasarkan meritnya sendiri. Model lain, seperti PREreview dan ASAPbio-SciELO Preprints crowd review, memanfaatkan sifat terbuka preprint untuk memungkinkan peneliti dari kelompok yang kurang terwakili dalam sains berpartisipasi dalam ulasan publik.

Perubahan ini menandai pergeseran penting dalam penerbitan ilmiah. Tidak hanya mempercepat penyebaran penelitian, tetapi juga mempromosikan transparansi dan inklusivitas. Preprint memungkinkan penelitian untuk diakses oleh audiens yang lebih luas, meningkatkan kesempatan untuk kolaborasi dan inovasi lintas disiplin ilmu.

Meski menjanjikan, transisi ke model penerbitan yang berfokus pada preprint dan ulasan terbuka ini tidak tanpa tantangan. Salah satu kekhawatiran utama adalah standar kualitas penelitian yang dipublikasikan. Tanpa proses ulasan formal yang ketat, ada risiko penyebaran informasi yang salah atau tidak akurat. Oleh karena itu, penting bagi komunitas ilmiah untuk mengembangkan mekanisme yang memastikan keakuratan dan reliabilitas temuan yang dipublikasikan.

Menuju Masa Depan yang Lebih Terbuka

Model baru penerbitan dan ulasan yang diadopsi oleh eLife dan organisasi lain menunjukkan arah menuju masa depan yang lebih terbuka dan transparan untuk komunikasi penelitian. Dengan meningkatnya kebutuhan akan penyebaran pengetahuan yang cepat dan akurat, preprint dan model ulasan terbuka menawarkan solusi yang menjanjikan.

Transformasi dalam penerbitan ilmiah ini membuka jalan bagi era baru dalam komunikasi penelitian. Dengan mengadopsi model ulasan yang lebih inklusif dan kolaboratif, serta dengan memanfaatkan teknologi dan platform baru, dunia ilmiah dapat melangkah maju menuju sistem yang lebih efisien, transparan, dan adil. Inisiatif seperti Sciety dan model ulasan baru menawarkan pandangan tentang bagaimana komunikasi penelitian dapat berkembang menjadi lebih inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada kualitas, memberikan manfaat yang lebih besar bagi peneliti dan masyarakat secara umum.

--

--

Ilham Akhsanu Ridlo

Science Watchdog. Research on Communicating Science: A Collaboration Between Scientists and Journalists Covering the COVID-19 Pandemic in Indonesia.